Minggu, 10 Agustus 2014

Exciter Pemancar 1 Watt


Bidang elektronika memang selalu menarik baik dikalangan usia muda ataupun usia tua. Betapa tidak? coba kita lihat disekeliling kita, begitu banyaknya perangkat elektronik yang kita gunakan. Bahkan saat anda membaca uraian inipun anda sedang bertatap muka dengan perangkat elektronik baik komputer dekstop ataupun laptop.
Bidang elektronika memang sangat luas sekali, hampir disemua bidang bisa kita temukan .. salahsatunya dalam dunia komunikasi .. wuiihh .. benar benar menyenangkan..
asyiknya bercuap cuap tanpa pula dengan teman kita sendiri .. oh menyenangkan ...
Dulu saya sering membuat alat telekomunikasi menggunakan gelombang radio pada frekuensi FM ..
watu pertamakali .. kira2 tahun 2003 lah ya .. waktu itu saya dikenalkan tetangga saya dengan orang yang bisa membuatkan pemancar FM. namanya pendel (nama samaran) haha .. kayak buron saja disamarkan  :D
Waktu itu bermodalkan pcb ronica 5w pemancar mini dengan cara diambil OSC nya kemudian diberikan buffer sampai transistor 2sc1970 saja .. maklum anak SMA ndak punya uang jajan lebih .. dl saja 1 minggu cuma dikasih 20rb kok .. buat beli bensin untuk 1inggu cuma sisa 5rb .. ya klo laper ya buat jajan lah..
Waktu itu harga transistor masih murah ... murah?? ya .. murah kayak beli kacang .. haha .. murah. Harga 2sc1971 saja cuma 9rb .. eh sekarang 100rb ..
Jaman itu masih menggunakan radio canal 87.5Mhz ke atas .. alias belum bisa make canal 87.5Mhz kebawah .. maklum blm tau sih..
Jalurnya susah minta ampun.. untuk terhubung dengan orang yang jaraknya -/+ 10km saja ndak bisa2 .. hooo.. bikin jengkel ..
setelah itu saya mengundurkan diri dari dunia brik2an  ..  bebeh lah ..
selang beberapa tahun .. eh kemajuan nih .. munculah reapiter2 yang memudahkan kita berkomunikasi ..
penggunaan chanalpun sudah di bawah 87.5Mhz .. jadi tidak bertumpukan dengan radio radio resmi ..
Saya mulai lagi deh merakit pemancar untuk berkomunikasi ..
eksperimen eksperimen .. dan menggunakan Exciter dengan rangkaian seperti dibawah ini
yahh .. cuma sampai 2sc1970 karena harga 2sc1971 sudah cukup mahal
rangkaian ini saya rasa cukup handal dan mampu mengeluarkan daya pancar sekitar 2 Watt .. lumayan kan??
karena dengan daya pancar yang minim .. tentunya teman-teman yang lain mengunakan Pemancar berdaya besar .. akhirnya puter otak dikit deh .. googling2 cari transistor dan tanya sana tanya sini ..
alhasil .. memperoleh petuah .. yaitu menggunakan transistor 2sc1173 (ini sebenarnya transistor buat TV) tidak ada sangkut pautnya sama pemancar .. eh setelah dicoba dari 2sc1971 ke 2sc1173 mengeluarkan daya 4watt .. lumayan lah..
bagi yang belum pernah mencoba ..
saya rasa pantas dicoba ..

Sabtu, 02 Agustus 2014

Rangkaian Sederhana Bel Listrik

  • Sirene Bel Pintu

Rangkaian bel pintu ini sangat sederhana sekali dan anda dapat melengkapi koleksi anda dengan membuat bel listrik untuk pintu rumah anda dengan suara sirene.
Daftar komponen :
Resistor:
R1................................... 51k
R2................................... 68k
R2................................... 37k

Kapasitor:
C1................................... 1000 uF
C2................................... 100 uF

Transistor:
Tr1.................................. 2N 4124
Tr2.................................. 2N 4124

Speaker............................ 2 inci / 2 Ω
Tombol Push bottom


  • Bel Mini

Ini merupakan contoh dari sebuah rangkaian elektronika yang sangat sederhana dan gampang di buat, rangkaian ini adalah rangkaian bel mini menggunakan 2 transistor.
Daftar komponen:
Resistor:
R1................................... 27k
R2................................... 68k

Kapasitor:
C1................................... 100 mikro F/12V
C2................................... 0,02 mikro F
C3................................... 50 mikro F/12V

Transistor:
Tr1.................................. BD136, 2SB243, 2SB493, 2SB474
Tr2.................................. BD135

Speaker............................ 2 inci


  • Bel Sepeda

Daftar komponen:
Resistor:
R1................................... 27k
R2................................... 68k

Kapasitor:
C..................................... 100 uF/12v
C1................................... 0,02 uF
C2................................... 50 uF/12v

Transistor:
Tr1.................................. 2n554
Tr2.................................. 2n554

Speaker............................ 2 inci

Membuat Charger Accu sederhana

Secara prinsip semua power suplai atau adaptor ac ke dc bisa kita gunakan sebagai alat charger aki atau untuk setrum aki baik aki untuk mobil maupun motor, yang penting terdapat tegangan output atau tegangan yang dikeluarkan oleh power suplai tersebut berada diantara tegangan 12 volt dan 15 Volt untuk charger atau mengecas satu buah aki,terutama aki tipe basah.
Dipasaran atau toko-toko sparepart otomotif, toko alat listrik, toko komponen elektronik, kita dengan mudah bisa menemukan Alat charger Aki. Tentu saja dengan harga, bentuk serta kemampuan untuk charger aki yang beragam.
Prinsip dan Cara Kerja Alat Charger Aki
Cara kerja charger aki atau adaptor atau power suplai adalah dengan merubah arus listrik bolak-balik dari PLN sebesar 220v untuk dirubah menjadi listrik arus DC dengan tegangan yang telah ditentukan sehingga bisa di gunakan untuk charger accu. Didalam Alat Charger aki terdapat komponen utama yaitu Trafo atau transformator yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik PLN serta penyearah atau rectifier atau disebut juga dioda rectifier/kiprox.
Gambar dibawah ini adalah gambar rangkaian sederhana alat untuk charger aki yang menggunakan trafo jenis CT atau trafo yang memiliki titik Tengah (Center Tap). Gambar rangkaian nya cukup sederhana hanya diperlukan beberapa komponen saja sudah bisa digunakan untuk charging atau setrum aki.
Gambar rangkaian charger aki menggunakan trafo CT
Charger aki dengan trafo CT
Fungsi trafo adalah untuk menurunkan tegangan listrik PLN 220 Volt menjadi sekitar 12-15 volt sesuai yang di butuhkan. Sedangkan Fungsi Dioda atau rectifier adalah untuk menyearahkan tegangan yang sudah diturunkan oleh trafo sehingga bisa digunakan untuk carger aki.
Pada sebuah Alat untuk charger Aki kalaupun terdapat saklar atau selektor adalah untuk memilih tegangan sesuai dengan banyaknya aki yang dicharger. Terdapat alat ukur arus atau Amperemeter untuk menunjukan besarnya arus pengisian aki, terdapat pula Volt meter yang merupakan alat untuk mengukur tegangan.
Membuat sendiri Alat Charger Aki
Untuk membuat sendiri alat charger aki atau merakit pengecas aki motor dan mobil, dengan mudah bisa dilakukan, tips nya kita bisa menggunakan skema rangkaian diatas menggunakan trafo dengan CT atau seperti rangkaian charger dibawah ini yang menggunakan trafo NON CT.
Gambar rangkaian charger aki trafo non ct
Charger Aki trafo Non CT
Dalam skema rangkaian adaptor atau charger diatas menggunakan trafo Non CT serta menggunakan dioda kuprox sebagai penyearah tegangan AC yang dihasilkan oleh trafo. Dari kedua rangkaian diatas dipilih tegangan 15 bukan 12 volt untuk tegangan charger aki dengan alasan tidak akan ada arus listrik yang akan mengalir dari charger ke aki jika tegangan charger dipilih pada 12 volt. Karena syarat terjadinya arus listrik harus tedapat beda tegangan. Contoh jika charger dipilih 12volt sedangkan aki juga memiliki tegangan 12 volt, maka arus listrik tidak akan mengalir dari charger menuju ke aki.
Pada prakteknya ketika memilih tegangan 15 volt pun jika menggunakan trafo dengan kapasitas 5 sampai 10 Ampere yang bisa dibeli di toko-toko elektronika, kalau kita gnakan untuk charger aki mobil dengan kapasitas 60Ah, tegangan 15 volt itupun akan drop tetapi cukup bagus kalau untuk charger aki dengan kapasitas kecil seperti aki sepeda motor.
Alat setrum aki untuk sepeda Motor
Charger untuk aki motor
Jika memang kita tidak mau direpotkan dengan membuat rangkaian charger accu sendiri seperti diatas, untuk charger aki motor bisa membeli adaptor cukup dengan kapasitas trafo 5 Ampere.
Seperti contoh Alat charger Aki seperti gambar di samping memiliki kelebihan jika aki sudah penuh terisi secara otomatis akan menghentikan proses charger.
Sedangkan untuk charger aki mobil untuk kemampuan arus yang lebih besar cukup dengan membeli alat charger aki yang banyak di jual di toko-toko otomotif dengan kemampuan yang bervariatif, mulai dengan kemampuan untuk charging satu aki atau beberapa aki sekaligus.
Pilihan lain untuk alat charger Aki, bisa menggunakan power inverter dengan kapasitas 2000 watt yang biasanya juga sudah dilengkapi dengan alat charger aki secara otomatis. Kalau dirumah sudah terdapat power Inverter yang dilengkapi Charger aki, alat ini juga bisa digunakan untuk charger aki mobil ketika tiba-tiba aki mobil tidak bisa starter.
Cara Charger Aki Secara Seri dan Paralel
Cara merangkai alat untuk charger aki
Charger Aki secara seri dan Paralel
Tetapi jangan lupa ada beberapa hal yang perlu di perhatikan ketika charging accu, seperti terlihat gambar di atas tentang cara memasang alat charger untuk menyetrum aki baik secara seri maupun paralel.
Dengan catatan untuk mengecas aki secara paralel dengan lebih dari satu aki,perlu ditambahkan dioda atau resistor pada masing-masing aki dengan tujuan agar aki yang muatan listrik sudah penuh tidak mengalir ke aki yang masih kosong atau mengalir ke aki yang rusak.
Disamping itu charger aki sistem paralel tidak disarankan karena arus yang mengalir dari alat charger bisa terlalu besar yang bisa merusak alat charger.
Contohnya saat kita charger 5 buah aki 45 ah secara paralel, kita anggap saja untuk start pertama saat charger pada satu buah aki mengalir arus sebesar 20 amper,maka untuk 5 aki sekaligus, alat charger akan mengeluarkan arus listrik sebesar 100 amper.

Membuat Inverter Sederhana

Assalamualaikum Wr Wb
Inverter artinya pembalik, inverting = membalik, invers = kebalikan, jadi apakah yang dibalik? Secara umum inverter artinya mengubah arus DC (searah) menjadi AC (bolak-balik), atau mengubah arus DC menjadi AC, itulah bekerjanya inverter. Kegunaan inverter sangat banyak, dari yang sederhana sampai perangkat industri. Kita membahas yang sederhana saja, dari komponen yang dipakai sampai penggunaanya semua serba sederhana. Sebab sesuatu hal yang sederhana lebih menarik daripada yang rumit2, seperti saya juga senang dg sesuatu yang sederhana.
Untuk inverter frekwensi rendah sebagai pengganti listrik yang tiba tiba padam, telah banyak yang membeberkan dan menelaah sampai detil sekali. 
Disini saya akan membahas inverter dengan penggunaan sederhana dan pada pemakaian khusus yang penggunaannya bukan untuk pengganti listrik yang padam. Misalnya untuk Audio Amplifier di mobil, jenis yang digunakan adalah inverter dari DC ke DC namun dengan tingkat tegangan yang berbeda, contoh dimobil tegangan yang ada dari sumber tegangan Aki hanya 12 Volt, padahal Audio Amplifier yang digunakan harus dicatu dengan tegangan 30Volt CT (OCL-Amplifier) nah disinilah inverter yang dipakai haruslah bisa mengubah tegangan DC 12V dari Aki menjadi 30V CT(2x30V =60V) sehingga secara rasio inverter tersebut mengubah tegangan dari 12VDC ke 60VDC. Inverter ini kita bisa membuat sendiri dengan bahan yang mudah didapat, mudah dibuat, rangkaiannya sederhana dan yang jelas harganya lebih murah. Ada juga inverter yang digunakan untuk mengubah tegangan tinggi DC ke tegangan rendah DC, Misalnya untuk Audio Amplifier yang tidak menggunakan trafo biasa, melainkan dengan trafo elektronik yang dikenal dengan Power Source Puls, artinya sumber daya yang menerapkan sistim denyut, denyut ini mempunyai selang waktu yang sangat pendek yang dapat mencapai 30.000 denyutan dalam waktu 1 detik, atau waktu yang diperlukan untuk sebuah denyut adalah 1/30.000 detik. Selain untuk keperluan Audio Amplifier, inverter dari tegangan tinggi DC ke tegangan DC yang rendah digunakan juga untuk mesin penyambung, atau las listrik.
Ingat......ukuran trafo semakin kecil jika frekwensi semakin di tinggikan. Puls (denyut) yang terjadi sebanyak 30.000 kali setiap detik atau memiliki frekwensi 30KHz sudah jelas berapa kali dibanding dengan listrik PLN yang punya frekwensi 50Hz, sebesar 600 kalinya.
Lihat kembali tentang frekwensi AC Matik.
Inverter hampir sama dengan AC Matic, perbedaanya pada tegangan output inverter mengikuti tegangan masuknya, jika tegangan masukan turun, maka tegangan output inverter juga ikut turun, jadi fungsinya bukan untuk menstabilkan tegangan, kalau AC Matic fungsinya untuk menstabilkan tegangan outputnya, walaupun tegangan masukan berubah ubah, tegangan keluaran akan stabil. Keunggulan inverter menggunakan frekwensi tinggi dibanding frekwensi rendah selain ukuran fisik jadi kecil, rugi tembaga jadi kecil juga, sebab panjang kawat menjadi sangat pendek, sehingga nilai tahanan dalam (rd) mendekati nol.

Inverter 12V DC ke 300V DC untuk lampu elektronik (triphospor).

Hampir seluruhnya lampu penerangan sekarang ini menggunakan lampu jenis tripospor atau yang dikenal dimasyarakat lampu neon model jari, sebab ukurannya sebesar jari, atau yang lebih populer dikenal dengan sebutan lampu elektronik, sebab memang lampu tersebut bekerja dengan komponen elektronik. Lampu ini bekerja dengan prinsip inverter juga, dengan frekwensi yang tinggi juga, sehingga auto trafo (balast) bentuknya kecil juga, alias serba kecil.
300V DC apa tidak terlalu besar untuk lampu elektronik? Lihatlah pada lampu elektronik tertera tegangan AC yang direkomendasikan adalah 220VAC 50 - 60 Hz, ini adalah tegangan yang terukur oleh volt meter, tegangan ini dinamakan tegangan efektif atau RMS dan tegangan puncaknya adalah 220V x  1,4 = 308V nah disinilah mengapa kita harus membuat 12V ke 300V.

Cara membuatnya :
Cara membuat trafo untuk inverter hampir sama dengan trafo untuk AC Matic, untuk bahan yang digunakan sama persis, misal pakai ferit bekas flyback TV. Perbedaannya pada penyambungan feritnya, kalau AC Matic harus ada celah udara, namun untuk Inverter justru dibuat serapat rapatnya, agar tidak ada celah udara.
Kita rancang dulu inverter yang kita buat ini untuk menyalakan lampu berapa watt, misalnya 100 Watt, atau lampu 20 Watt sebanyak 5 buah, ini untuk menentukan besarnya kawat yang digunakan untuk lilitan.

I    =    P/V       =   100/12   =  8,2 Amp.

Arus sebesar 8,2 Ampere kita bulatkan keatas menjadi 10 Amp, biar mudah tidak pakai koma komaan, ingat pembulatan harus keatas agar lebih besar. Ingat juga tentang besarnya kawat terhadap arus. Semakin besar arus semakin besar pula luas penampang kawat yang digunakan.
Setiap luas penampang 1,5 mm2(dibaca millimeter persegi)  kawat tembaga mampu dialiri arus sebesar 10Amp. Luas penampang tidak sama dengan diameter, lihat rumus untuk konversi luas penampang ke diameter.

L   =  1,5mm2  
L   =    phi  r^2  (dibaca phi er kwadrat)
D   =    2 x r
phi  =  3,14

atau dengan rumus lain :

L   =   phi/4 . D^2

D   =  v 4L/phi   (dibaca  akar kwadrat dari 4L/phi)
     =  v 1,5  =  1,22mm

untuk lilitan primer digunakan kawat dengan diameter 1,2 mm

Untuk luas penampang kawat lilitan sekunder

I    =   P/V        =   100/300   =  0,33 A
L   =  0,33/10 x 1,5     =  0,05mm2
D   =  0,25mm

untuk lilitan skunder digunakan kawat dengan diameter  0,25mm

           Untuk jumlah gulungan referensinya belum menemukan rumusnya, namun saya menggunakan jumlah lilitan yang aman untuk lilitan per volt, saya memakai setiap 1 lilit di hasilkan tegangan 1,5 Volt, jadi untuk 12 V saya memakai 8 lilitan. Pada lilitan sekunder saya menerapkan penyearah dengan sistim ganda (doubler rectifier) sehingga dapat mengurangi jumlah lilitan menjadi setengahnya, namun luas penampang kawat dibesarkan 2 kalinya, menjadi :

L    =   0,05mm2    menjadi   0,1mm2
D    =   0,36 mm

        Dengan lilitan per volt didapat untuk jumlah lilitan sebanyak 200 lilit, diterapkannya sistim ganda jumlah lilitan menjadi 100 lilit saja.

        Sehingga dengan data diatas diperoleh :
Untuk   :    Lilitan primer    =   8 lilit  diameter kawat  =  1,2mm
                    Lilitan skunder   =   200 lilit diameter kawat   =   0,25mm  .....normal
                    Lilitan skunder   =   100 lilit diameter kawat   =  0,36mm  ......ganda

Untuk gambar skema inverter 100Watt lihat dibawah ini :


          Seandainya anda punya mobil sendiri dan ingin membuat soundsystem di mobil anda dapat mengaplikasikan inverter ini ntuk perangkat elektronik sesuai kebutuhan.            Yang kita buat disini tidak sama dengan yang dibuat pabrikan, kalau sama dengan pabrik ya alias buatan pabrik dong. Pabrik biasanya untuk inverter dengan menggunakan inti ferrit yang berbentuk toroid, seperti kue donat, namun yang kita buat memakai inti ferrit dari bekas trafo flyback TV yang telah rusak, dan ferritnya masih utuh, untuk inverter yang dipakai untuk Audio Mobil khususnya untuk power amplifier OCL yang harus dicatu dari tegangan simetrik anda dapat mengubah rangkaian skema diatas lalu disesuaikan dengan kebutuhan (Power Amplifier OCL) lihat gambar berikut ini.


         Kadangkala anda menemukan kawat email yang ukurannya tidak tahu persis, kadang sekedar kira kira saja, misal kita membongkar kawat email bekas trafo jadi tidak tahu ukuran diameternya berapa, menjadi ragu ragu karena tidak mengetahui ukuran yang sebenarnya, sebab kawat email nya kecil kita hanya memiliki ukuran pakai mistar biasa, susah jadinya untuk mengukur diameter kawatnya.
         Memang di toko yang menjual kawat email sudah dituliskan besar diameterkawat dari berbagai macam ukuran pada tempatnya (Gelok bhs jawa) sang penjual tinggal mengambilkannya dan juga ditoko tersebut sudah ada alat pengukur kawat email yaitu micrometer (Zigmat) barangkali ada pembeli yang cuma bawa contoh sepotong kawat yang mau dibelinya, jika kita sudah punya kawat apa mesti beli biar tahu ukurannya?
         Tidak usah membeli, kita punya metoda untuk mengukur kawat email yang sangat mudah, pakai alat sederhana namun hasil pengukuran tidak kalah dengan zigmat milik toko penjual kawat email, inilah metode pengukurannya :
                 Saya telah membuat sebagai contoh seperti apa bentuknya setelah kita susah susah mengikuti petujuk tutorial ini, lihat gambar berikut ini, contoh trafo inverter dari ferrit bekas trafo flyback :

         Dengan ulasan dan panduan diposting ini saya berharap................
                                    SEMOGA BERMANFAAT UNTUK ANDA

Saklar cahaya

Banyak pertanyaan juga pengalaman bahwa rangkaian ini menimbulkan kedip cepat flicker saat pergantian dari suasana terang ke gelap atau sebaliknya terutama saat dipake untuk lampu CFL atau LHE (lampu hemat energi yang harganya lumayan mahal. Bahkan bisa juga merusak lampu tersebut karena kondisi flicker tersebut. Ini juga yang dialami penulis blog ini. Sehingga penulis perlu memberikan penjelasan :
RANGKAIAN SEDERHANA INI TIDAK COCOK UNTUK LAMPU JENIS CFL / LHE. RANGKAIAN INI HANYA COCOK UNTUK LAMPU BOHLAM BIASA (LAMPU PIJAR)
Awalnya penulis berniat menghapus isi blog ini dengan alasan seperti di atas. Namun dengan pertimbangan posting ini hanya untuk dokumentasi sebuah eksperimen yang belum sempurna, maka penulis tidak jadi menghapus hanya memberi editan berupa himbauan seperti di atas...
Terimakasih

Sebentar lagi puasa dan lebaran. Mungkin sebagian dari kita akan mudik meninggalkan rumah tercinta buat silaturahim kepada orang tua, saudara dan teman-teman di kampung. Praktis rumah akan kosong karena sekeluarga ikut semua. Nah, urusan lampu rumah gimana ? terutama lampu luar ? mau dimatikan berarti sekeliling rumah gelap gulita, rawan pencuri. mau di hidupkan terus juga disamping boros listrik juga malah mengundang perhatian kalau rumah itu kosong penghuni.

Solusinya pasang saja sakelar otomatis peka cahaya. Jadi jika hari sudah mulai gelap lampu akan menyala sendiri. Pula kalau hari sudah mulai terang maka lampu akan mati sendiri. Setahuku di pasaran sudah banyak dijual saklar seperti ini dengan berbagai model dan bentuk. Juga ada yang sudah include fitting lampunya. Namun tak salah jika www.mbahlatif.com ikut sharing eksperimen membuat saklar cahaya otomatis sederhana yang murah meriah. Terutama bagi yang hobi eksperimen dan suka otak-atik. Biaya pembuatannya pun relatif murah (tak lebih dari 20 ribuan) !

Rangkaian sangat sederhana dan sedikit komponen serta mudah didapat ditoko elektronik. Tidak perlu membuat PCB khusus karena dapat langsung dirakit pada PCB lubang.Inti dari rangkaian ini adalah LDR (Light Dependent Resistor) atau resistor peka cahaya. Jadi resistor ini akan bernilai beberapa mega ohm saat tak mendapat cahaya dan akan merosot menjadi beberapa ratus ohm jika terkena cahaya. Semakin kuat cahaya resistansinya akan semakin kecil.

P E R H A T I A N :


RANGKAIAN INI TERHUBUNG KE TEGANGAN TINGGI 220 VOLT. GUNAKAN WADAH AMAN BERUPA PLASTIK ATAU BAHAN ISOLATOR LAINNYA !!!
Skema rangkaian :
Oh ya, jika dirasa rangkaian kurang peka, maka bisa dipasang LDR secara paralel seperti gambar berikut ini :
Cara pasangnya bisa diseri dengan saklar lampunya. Sehingga lampu dapat dimatikan secara manual seperti gambar rancangan berikut ini :
Pemasangan bisa di titik dekat lampu atau bisa juga di titik dekat saklar. Pilih mana yang paling mudah dan memungkinkan.Yang perlu diperhatikan adalah penempatan saklarnya. Usahakan sensor LDR menghadap ke cahaya luar (matahari) tapi tidak langsung terkena cahaya lampu sendiri atau lampu lain di tempat tersebut.

Rangkaian Saklar Lampu Dengan Sensor Suara ( Tepuk )

Rangkaian ini merupakan penguat Non Inverting yang menggunakan IC Op-Amp LM358. Rangkaian ini sudah saya modifikasi dengan menggunakan komponen elektronika yang mudah di dapatkan di pasaran indonesia.

Berikut Adalah gambar rangkaiannya :















Daftar Komponen : 
1. IC LM358
2. R1 : 10 K Ohm
3. R2 : 39 K Ohm
4. R3 : 1 K Ohm
5. R4 : 1 M Ohm
6. R5 : 10 K Ohm
7. R6 : 2,2 K Ohm
8. R7 : 1 K Ohm
9. R8 : 1 K Ohm
10. C1 : 100 pF
11. C2 : 2,2 uF / 25 Volt
12. C3 : 100 nF
13. C4 : 10 uF / 25 Volt
14. C5 : 2,2 uF / 25 Volt
15. D1 : 1N4148
16. D2 : 1N4148
17. D3 : LED
18. D4 : 1N4002
19. D5 : 1N4002
20. Mic Condenser
21. Potensiometer : 200 K Ohm ( Didunakan untuk mengatur sensitivitas sensor )
22. Transistor TIP 41
23. Relay : 12 Volt DC
cara kerja nya :

apabila mic condenser menangkap suara, maka ia akan merubahnya menjadi sinyal listrik. sinyal listrik tersebut besar kecilnya tergantung dari suara yang ditangkap. sehingga perlu IC komparator LM358 sebagai pembanding, terbaca logika 1 atau logika 0 sesuai input sinyal suara tadi. kemudian akan direspon oleh relay.

Pemancar TV Mini UHF 470-580 MHz dan VHF

Rangkaian pemancar TV bekerja pada channell UHF, kanal frekuensi 470-580 MHz 21-34. Pemancar ini dapat memancarkan sejauh 30-100 meter dengan menggunakan kabel antena 10-20 cm.

pemancar TV membutuhkan pasokan tegangan 9-15 Volt. Namun, Anda juga dapat menggunakan baterai 9v.
Ini adalah hal yang penting untuk diingat untuk membangun dari rangkaian ransmitter tv adalah bahwa dimensi ukuran kumparan agar sesuai dengan frekuensi kerja yang diinginkan. Nilai kumparan adalah membuat coil sebagai berikut:
L1, L2 = 3 lilitan, diam. 3mm, kawat 0.5mm
L3 = 2 lilitan, diam. 3 mm, kawat 0.5mm
BOOSTER RF TV UHF 5 WATT
Ini sirkuit elektronik adalah RF Power Amplifier untuk mengemudi pemancar kecil UHF TV. Its gain is 7dB and can amplify a signal between 450-800 MHz. Keuntungan adalah 7dB dan dapat memperkuat sinyal antara 450-800 MHz. Lebih baik menggunakan PCB double layer dengan lapisan kedua dihubungkan ke bumi. Gunakan catu daya 25 volt dan stabil di 5Amps setidaknya.

Tuning dapat dicapai memutar dua kapasitor variabel. Do not forget to use heat sink for both transistors, specially for the BLW89 and it would be better if you place a small fan as well. Jangan lupa menggunakan heat sink untuk kedua transistor, khusus untuk BLW89 dan itu akan lebih baik jika Anda menempatkan sebuah kipas kecil.
=====================================================
PEMANCAR TV GELOMBANG VHF
BAHAN-BAHAN YANG DIPERLUKAN
1. PCB polos ukuran 10 x 20
2. Konektor RG58
3. Kabel RG58 18m
4. Modulator (bekas VCD)
5. Connector input audio video
6. Driver tingkat pertama :
a. Transistor c930 : 1 biji
b. Resistor 18k : 1 biji
c. Resistor 5k6 : 1 biji
d. Resistor 100Ω : 1 biji
e. Resistor 56Ω : 1 biji
f. Kapasitor 15pf : 3 biji
g. Kapasitor 2n2 : 1 biji
h. Kapasitor 4n7 : 1 biji
i. 1L : 5 lilitan (pada koker 4mm)
j. 2L : 5 lilitan (pada koker 4mm)
k. 3L : 5 lilitan (pada koker 4mm)
l. 4L : 1 lilitan (pada koker 4mm)
7. Driver tingkat menengah :
a. Resistor 3k3 : 1 biji
b. Resistor 15k : 1 biji
c. Resistor 5,6Ω : 1 biji
d. Kapasitor 20pf : 1 biji
e. Transistor c2053 : 1 biji
f. Trimmer 0,20pf : 1 biji
g. 5L : 3 lilitan (pada koker 4mm)
h. 6L : 5 lilitan (pada koker 4mm)
8. Driver tingkat final :
a. Transistor c1970 : 1 biji
b. Resistor 1k8 : 1 biji
c. Resistor 12k : 1 biji
d. Resistor 1Ω / 1watt : 1 biji
e. Kapasitor 2n2 : 1 biji
f. Trimmer 0,25pf : 2 biji
g. Trimmer 0,50pf : 1 biji
h. Lilitan 5L
i. Lilitan 4L
j. IC 7805 : 1 buah (untuk tegangan modulator keluaran arus 5V DC)
k. Heat sink : 1 buah
9. Power Suply sudah dalam bentuk jadi type 2L 117W ACMATIC dengan tegangan output
13,8 volt
PEMANCAR TV SETELAH JADI

PEMANCAR TV VHF PART II


ANTENA PEMANCAR TV


BOOSTER PEMANCAR TV VHF
8 w rf vcd
PEMANCAR TV VHF SEDERHANA
VIDIO TRANSMITER 100M
KETERANGAN TENTANG KAWAT EMAIL DARI UKURAN SWG KE MM (MILI METER) ada di http://www.newcircuits.com/article.php?id=tut003

Membuat Bel Pintu Bercahaya

 Anda pasti sudah tahu dengan yang namanya bel pintu. Bel ini bermanfaat sekali untuk mengetahui kedatangan seseorang yang ingin berkunjung ke rumah kita. Atau bahkan sebaliknya, pihak pengunjung bisa memastikan ada tidaknya penghuni rumah setelah menekan bel. Selain itu kita pun tidak usah repot-repot mengetuk pintu maupun teriak-teriak memanggil penghuni rumah he he he. Capek dech ……………
Berbagai aneka rangkaian bel pintu pernah dimuat di web site dan so pasti Anda pun pernah melihatnya. Rangkaian Bel Pintu Bercahaya tentu saja berbeda dengan rangkaian yang pernah Anda lihat. Bel ini selain mengandalkan fungsi bunyi sebagaimana lazimnya bel, juga menambahkan adanya fungsi cahaya untuk meyakinkan pemilik rumah. Silakan Anda lihat dan pelajari gambar skemanya di bawah ini. Yuuuk mari!

Rangkaian Bel Pintu Bercahaya dioperasikan oleh batere 6 Volt, dapat dihubungkan secara paralel dengan bel AC 230V. Ketika siapa saja menekan saklar bel, bel terdengar seperti biasa dan  pasokan listrik AC yang tersedia di bel pintu disalurkan ke input dari sirkuit ini melalui opto-coupler (IC1).
Konduksi dari IC1 memicu sebuah monostable, kabel sekitar timer 555 (IC2). Akibatnya LED putih (D2) terang sekali pada output dari IC2 yang diaktifkan untuk waktu yang singkat. Sirkuit ini sangat berguna di malam hari / tengah malam karena memberikan cahaya dalam ruangan yang cukup untuk membantu Anda menemukan switch untuk lampu kamar / teras, dan lain-lain. Durasi lampu LED dapat ditingkatkan / diturunkan dengan meningkatkan / mengurangi nilai C2

Pemancar FM 12W Modivikasi Saturn S-083

Pemancar FM yang dibahas pada artikel ini adalah modifikasi dari rangkaian Pemancar FM yang ada di pasaran (tipe S-083 dari Saturn). Rangkaian S-083 hanya menghasilkan daya kurang lebih 1 Watt. Dengan sedikit modifikasi, penyederhanaan dan penambahan booster akan didapatkan daya akhir 12 Watt. Rangkaian S-083 terdiri atas 3 bagian, yaknik bagian osilator, Penyangga tingkat pertama (Buffer 1) dan Penyangga tingkat kedua (buffer 2), lihat di Gambar 4 (Komponen yang diberi tanda * adalah bagian yang dimodifikasi )..

Setelah dicoba, osilator S-083 hasilnya cukup memuaskan, selain stabil osilator tersebut menghasilkan sinyal yang kuat. Karena itu bagian osilator dipakai tanpa modifikasi. Transistor di Tingkat penyangga pertama (Buffer 1) yang semula menggunakan C2053, diganti dengan transistor C930, tipe dengan harga yang jauh lebih murah dan mudah diperoleh dipasaran. Untuk keperluan itu nilai R6 diganti menjadi 10K, untuk memberi bias yang sesuai bagi transistor C930.

Kapasitor 33pF pada kaki kolektor transistor penyangga diganti dengan trimmer C8 bernilai 5-60pF untuk mempermudah penalaan. Transistor di Tingkat penyangga kedua (Buffer 2) yang semula C710 diganti pula dengan C930, dan kapastor pada kolektornya juga diganti dengan trimmer C11 bernilai 5-60 pF. Pada keluaran tingkat kedua diberi tambahan induktor dan kapasitor yang berfungsi sebagai penyesuai impedansi, sehingga Impedansi keluaran dari penyangga tingkat akhir yang kurang lebih 380 Ohm dirubah menjadi 50 Ohm.

Skema rangkaian Exciter

Saat merakit sebaiknya jangan tergesa-gesa dengan mengerjakan langsung secara keseluruhan, tapi  kerjakan tiap bagian agar adanya kesalahan dapat diketahui lebih awal.

Bagian pertama yang dikerjakan adalah osilator, setelah selesai dirakit dapat langsung dicoba, dengan cara menyalakan radio FM pada gelombang yang kosong dan atur volume radio sehingga suara desis terdengar jelas (akan lebih mudah jika dipakai radio yang mempunyai indikator tuning). Putar inti dari koker (L1) kekanan sampai maksimal. (Dengan memutar koker kekanan frekuensi yang dihasilkan osilator makin rendah.) Ny

alakan pemancar FM, putar inti koker kekiri sampai desis pada radio FM hilang atau sampai indikator tuning menyala. Jika didapatkan sinyal yang kuat dan stabil, osilator dari pemancar ini telah bekerja dengan baik.

Bagian selanjutnya dapat mulai dirakit, setelah selesai dirakit, hubungkan rangkaian exciter (Gambar 4) seperti diagram Gambar 5. Nyalakan catu daya dan putar kedua trimmer (C8 dan C11) pada penyangga secara bergantian sampai didapatkan daya paling besar dan SWR paling kecil. Kalau rangkaian exciter bekerja dengan baik, akan didapatkan daya kurang lebih 0,25 Watt.

Sampai tahap ini exciter sudah siap pakai. Untuk mendapatkan daya yang lebih besar lagi dapat dapat ditambahkan rangkaian booster 12 Watt, sehingga akan jarak jangkauan pancaran meningkat sampai 7 kali lipat.

Skema rangkaian booster

Rangkaian booster 12 Watt pada Gambar 6, terdiri dari dua tingkat penguat transistor yang masing-masing bekerja pada kelas C, masomg-masing input dan output penguat transistor ini diberi rangkaian penyesuai impedansi.

Penguatan tingkat pertama memakai transistor C1970. Rangkaian Penguatan ini mempunyai penguatan daya 9,2dB (8 kali), sehingga dari exciter berdaya 0,25 W seharusnya bisa dihasilkan daya 2 W. Pada kenyataannya dari keluaran penguatan tingkat pertama ini hanya menghasilkan daya 1,75 Watt, hal ini disebabkan adanya kerugian dari rangkaian matching network.

Penguatan tingkat kedua memakai transistor C1971. Rangkaian Penguat ini mempunyai penguatan daya 10dB (10 kali). Sehingga daya dari tingkat pertama yang 1,75 W bisa diperkuat menjadi 17,5 W. Pada kenyataannya daya dari penguatan tin

gkat kedua hanya mencapai 12,5 Watt. Hal ini disebabkan adanya kerugian dari rangkaian matching network dan keterbatasan dari transistor C1971.

Karena panas yang dihasilkan kedua transistor cukup besar maka jangan lupa memasang pendinginan yang cukup.

Setelah booster selesai dirangkai selanjutnya booster dapat dicoba dan ditala, dengan merangkai exciter, booster, SWR & Power Meter dan Dummy Load seperti Gambar 7. Sebelum catu daya dinyalakan, semua trimmer pada booster diputar pada posisi tengah. Pastikan catu daya yang dipakai dapat memberikan arus lebih dari 3 Ampere. A

mati power meter. Power meter seharusnya menunjukkan daya beberapa watt. Putar trimmer pada booster dimulai dari bagian input sampai didapatkan daya paling besar. Ulangi beberapa kali. Seharusnya akan didapatkan daya sampai 12W.
Dari pengukuran didapatkan kebutuhan arus adalah 2,2 Ampere dan daya maksimal yang dapat dicapai adalah 12,5 Watt. Daya yang terlalu besar tentu saja akan memperpendek umur transistor tingkat akhir. Untuk itu disarankan untuk menurunkan daya keluaran dengan menurunkan tegangan supply menjadi 12 Volt.

Jumat, 01 Agustus 2014

Membuat lampu LED berjalan

Disebut Rangkaian LED berjalan karena lampu LED yang dipasang pada papan rangkaian/PCB (Printed Circuit Board) akan menyala secara bergantian dari LED satu berganti ke LED sebelahnya. Sehingga kalau diamati, nyala lampu LED tersebut seperti berjalan. Rangkaian ini sering juga disebut rangkaian running LED.

Komponen – komponen yang digunakan untuk membuat Rangkaian Lampu LED berjalan adalah sebagai berikut :

  1. Baterai 9 – 12 V (sebagai sumber tenaga)
  2. Capasitor 10 µF (micro fared) 12 – 16 V
  3. Resistor 1 KΩ
  4. IC NE555
  5. IC 4017B
  6. Trimpot 10 KΩ
  7. Lampu LED ( Jumlah sesuai kebutuhan )
  8. Papan PCB yang bersih
  9. Bubuk pelarut PCB
  10. Seterika
  11. Air panas / air baru mendidih
Langkah – langkah yang digunakan yaitu sebagai berikut:
  1. Siapkan semua bahan – bahan yang sudah disediakan diatas.
  2. Buatlah terlebih dahulu rangkaian seperti yang ada di bawah ini.
  3. Perhatian :
  • Rangkaian tersebut dibuat pada program / software LiveWire. Anda bisa memakai software yang lain yang menurut anda lebih baik.
  • Jumlah LED yang digunakan sesuai dengan kebutuhan saja.
  1. Setelah anda membuat rangkaian seperti gambar tersebut, pastikan bahwa rangkaian tidak ada yang salah. Anda bisa mencoba apakah rangkaian ini sudah benar atau tidak dengan meng-klik perintah “Run”
  1. Setelah anda yakin bahwa rangkaian yang anda buat sudah benar, maka anda bisa lanjut ke langkah selanjutnya yaitu mengubah rangkaian tersebut menjadi gambar asli dan menjadi bentuk yang asli.
  1. Cara membuat rangkaian tersebut ke gambar bentuk asli dengan menggunakan software / program PCB Wizard. setelah anda membuka program ini, pastikan selalu stand-by sebelum mengubah rangkaian.
  1. Dari program LiveWire, klik Tools → Convert → Design to Printed Circuit Board..
  1. maka anda akan mendapat beberapa perintah. Ikuti saja perintah tersebut, lalu klik Next dan perintah terakhir yaitu Convert.
  1. Dengan otomatis program PCB Wizard akan mengubah rangkaian yang anda buat.
Perhatian :
Hasil convert ini yaitu 92 %. Agar menjadi 100 %, lakukanlah cara sebelumnya secara berulang kali sampai menghasilkan convert 100%.
  1. Untuk mengubah menjadi gambar dalam bentuk asli, anda bisa meng-klik perintah “Real World” pada sisi kiri program PCB Wizard.
  1. Jika anda ingin membuat menjadi barang yang sungguhan, anda harus meng-klik perintah “Artwork” pada sisi kiri PCB Wizard
  1. Lalu print lah gambar tersebut diatas kertas foto menggunakan tinta mesin fotokopi
 Perhatian:
Ukuran pada gambar tersebut tidak perlu dirubah lagi ukurannya, karena gambar tersebut sudah menyesuaikan dengan komponen – komponen yang digunakan nanti.
  1. Untuk meletakkan gambar tersebut keatas papan PCB, anda harus menggunakan seterika. Gambar tersebut ditempel menghadap kearah tembaga papan PCB, lalu seterika lah gambar tersebut agar menempel pada papan PCB.
Perhatian :
Anda harus selalu memperhatikan proses seterika gambar sampai gambar tersebut menempel dengan sempurna pada papan PCB. Temperature panas seterika harus selalu diperhatikan agar tidak merusak gambar dan papan PCB.
  1. Setelah gambar menempel dengan utuh pada papan PCB, siapkanlah proses penglarutan pada papan PCB.
  1. Tuangkan air panas / air mendidih pada penampang datar berbahan non-logam. Setelah itu tuangkan penglarut pada air panas tersebut.
  1. Masukkanlah papan PCB yang ada gambar tersebut ke dalam penampang yang sudah disiapkan. Goyanglah ke kanan dan ke kiri penampang tersebut agar penglarut bekerja untuk melarutkan papan PCB tersebut.
  1. Setelah proses penglarutan selesai, angkatlah papan PCB dan keringkan beberapa saat. Setelah kering, gosoklah papan PCB dengan menggunakan amplas atau bisa juga dibersihkan dengan menggunakan cairan Tinner.
  1. Setelah papan PCB sudah bersih, lubangilah setiap bulatan yang ada pada papan PCB tersebut menggunakan Bor tangan (menggunakan mata bor yang kecil,  dengan ukuran ± 0.8 mili).
  1. Setelah semua bulatan sudah dilubangi, pasanglah komponen – komponen berdasarkan gambar asli atau “Real World” tadi. Cara menempelkannya dengan cara di solder menggunakan timah.
  1. Setelah semua komponen menempel pada papan PCB, cobalah untuk menghidupkannya menggunakan baterai 9 – 12 V.
  1. Maka rangkaian yang anda buat menyala sesuai dengan gambar rangkaian pertama yang dibuat pada program LiveWire.
 Perhatian:
Mintalah panduan dari guru atau pengajar anda agar langkah – langkah tersebut dapat berjalan dengan baik, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam membuat “Rangkaian Lampu LED Berjalan”
Penjelasan mengenai proses kerja Rangkaian Lampu LED Berjalan:
Komponen utamanya adalah sebuah IC NE555 yang menghasilkan pulsa atau detak-detak sinyal logika, sehingga lampu LED dapat menyala berkedip. Ditambah satu IC 4017B yang akan menghasilkan decade counter sehingga lampu LED dapat menyala bergantian.
Selebihnya adalah komponen pendukung yang terdiri dari resistor, dioda, capasitor, dan sebuah trimpot sebagai pengatur kecepatan putaran lampu LED.
sumber tenaga yang dugunakan yaitu baterai 9 – 12 V. Tetapi jika anda tidak ingin menggunakan baterai, anda juga bisa menggunakan power supply sebagai sumber tenaga untuk Rangkaian Lampu LED Berjalan tersebut, dengan mengubah sedikit bentuk dari sumber yang digunakan.
Selamat mencoba,dan semaga sukses......

Cara Membuat Skema rangkaian Saklar Sentuh Sederhana


Skema/rangkaian Saklar Sentuh Sederhana tersebut bekerja untuk menggerakakan relay (RL1), yg dapat kita pakai untuk memutus & menghubungkan arus listrik. Bila kita hendak mecoba merakit saklar tersebut tidaklah terlampau rumit lantaran komponen-komponennya banyak di jual dipasaran. Rangkaiannya pun benar-benar simpel Memakai IC 555 sbg input sentuhan guna mendorong relay bekerja.
JF1 & JF2 yaitu logam yg dapat kita design berbentuk wujud apapun yg kita kehendaki, logam tersebut nanti bekerja sbg kontak sentuhan lembut untuk menggerakkan saklar. Logam JF1 & JF2 dipasang janganlah terlampau jauh dari skema/rangkaian, & dlm keadaan bersih hingga skema/rangkaian dapat bekerja dngn bagus.
JF1 bila disentuh bakal menggerakkan Relay dlm keadaan ON & JF2 bakal melepas relay dlm keadaan OFF. Led D2 sbg control & bakal menyala bila saklar dlm konisi ON.
Daftar Komponen Saklar Sentuh :
R1-2 memiliki tipe atau berukuran 3. 3M
R4 memiliki tipe atau berukuran 1K
R3 memiliki tipe atau berukuran 10K
D1 memiliki tipe atau berukuran 1N4148
RL1 memiliki tipe atau berukuran 12V Relay
D2 memiliki tipe atau berukuran Red LED
JF1-2 memiliki tipe atau berukuran Plat logam
Q1 memiliki tipe atau berukuran BC547
C1 memiliki tipe atau berukuran  10nF
IC1 memiliki tipe atau berukuran  555
Cukup sekian informasi yang bisa di himpun oleh corelita.com pada kesempatan kali ini. Mudah-mudahan pada kesempatan yang lain bisa memberikan kepada Anda informasi yang lebih bagus dan menarik, dan tentunya masih bisa memberikan manfaat bagi Anda semua.  Selamat mencoba, semoga berhasil.....

merakit power ocl 150 watt

Belajar Merakit Power Amplifier
Seiring perkembangan jaman yang semakin maju, kita tidak lepas dari yang namanya music, baik itu anak-anak, orang dewasa maupun orang tua. Disini saya akan berbagi ilmu mengenai cara merakit power amplifier 150 watt, power ampli ini direkomendasikan untuk digunakan di dalam ruangan (indoor).
Pertama-tama yang kita siapkan adalah:
1.      Solder
2.      Timah
3.      Kabel
-         Kabel untuk audio disarankan memakai kabel yang berisi tiga berwarna transparan atau biasa disebut kabel head.
-         Sedangkan untuk kabel arus disarankan menggunakan kabel serabut yang berkualitas bagus, biasanya berdiameter besar berisi tembaga/serabut banyak.
4.       Box amplifier
Box amplifier bisa dibeli di toko-toko elektronik di dekat rumah anda, atau bisa juga membuat sendiri dari bahan triplek.
5.      Kit power amplifier
Kit yang dipakai yaitu kit power amplifier 150 watt stereo dengan transistor final transistor jengkol. Seri 2N3055 dan pasangannya.

6.      Kit Tone control
7.      Power Suply
Terdiri dari
a.      Travo disarankan menggunakan travo minimal 5A murni
b.      Elco 10.000uf 50 volt (dua buah)
c.       Diode 4buah/ bisa juga menggunakan diode jenis kotak (diode kiprok)
Rangkaian power suply seperti dibawah ini:

8.      Speaker
a.      Speaker woofer dua buah (disarankan memakai speaker 10” kalo bisa gunakan ACR)
b.      Speaker twiter  dua buah
Box speaker disarankan untuk membeli yang sudah jadi saja.
Setelah semua alat dan bahan sudah tersedia, sambungkan kit seperti gambar di bawah ini.

Gambar skema penyambungan power amplifier
Untuk arus tone control yang 12v, kita bisa menggunakan fasilitas extra pada travo, biasanya arus tersebut 0,5 – 1 ampere 12-18volt.
Setelah semuanya terpasang dengan benar, coba cek sekali lagi apakah ada kekeliruan dalam pemasangannya apa belum. Jika sudah benar-benar yakin tidak ada kesalahan, maka kita bisa mencoba membunyikan power rakitan kita tersebut.
coba nyalakan power dengan posisi volume minimal, jangan diberi input audio dulu, kita coba dengan memegang kabel input lalu kita putar volume sedikit demi sedikit, apabila ada suara “duuuu.....ttt” berarti power rakitan tersebut sudah jadi dan berfungsi normal, setelah itu baru kita coba dengan member singnyal audio bisa dari Hp, VCD, Radio dll..
Selamat mencoba,dan semoga sukses......

Pemancar Mini Ronica SC-197

Pemancar FM 500 mWatt; Ronica SC-197

Project ini merupakan project favorit saya karena menggunakan komponen-komponen yang murah dan mudah di dapat, kinerja yang cukup baik, dan langsung bekerja sejak pertamakali di rakit. Saya selalu merekomendasikan project ini pada setiap pemula yang ingin merakit pemancar pertama nya.
Saya telah merakit project ini beberapa kali baik untuk digunakan sendiri maupun untuk memenuhi permintaan teman / pesanan, dan semua yang pernah saya rakit langsung bekerja begitu selesai dirakit. Foto-foto yang ada pd halaman ini adalah salah satu dari sekian pesawat sejenis yang pernah saya rakit.


Pemancar ini merupakan desain dari produsen kit / pcb yang bernama Ronica. Dijual berupa PCB saja tanpa komponen-komponennya.
Bila Anda malas membuat PCB sendiri, bisa Anda coba cari PCB project ini di toko elekronika dengan tipe; Ronica SC-197.

Merakit pesawat VHF tidak dianjurkan tanpa menggunakan PCB, semisal merakitnya dengan PCB generik yang berlubang-lubang. Selain masalah kerapian, PCB dalam VHF juga antara lain berfungsi memberi bidang ground yang cukup untuk mengurangi skin effect, dengungan, serta kemungkinan masalah-masalah lainnya.


Konstruksi

Pemancar VFO ini terdiri dari 3 tingkat. Pada bagian osilator nya menggunakan transistor C9018, kemudian tingkat buffer 1 menggunakan 2 buah C930 yang dirangkai berpasangan, dan buffer terakhir rangkaian dari 4 buah C930. Ide merangkai transistor secara berpasangan ini adalah ide yang baik, selain menghasilkan penguatan yang lebih besar transistor yang berpasang-pasangan seperti ini juga dapat meningkatkan kestabilan.

Pada saat perakitan sebaiknya dikerjakan secara bertahap. Mulai dari bagian osilatornya, yakni mulai dari bagian kiri skema sampai C6 seperti foto dibawah ini.

C1 sampai C4 serta koil L1 merupakan komponen-komponen yang terpenting dalam menentukan frekwensi yang dibangkitkan. Untuk meningkatkan kestabilannya, pergunakanlah komponen-komponen yang terbaik pada bagian osilator. Banyak referensi yang menyatakan bahwa pada rangkaian RF lebih baik menggunakan kapasitor keramik daripada mika. Oleh karena itu saya belum pernah mencoba menggunakan kapasitor selain keramik di bagian osilator.

Bila memungkinkan, cari jenis kapasitor keramik NPO yang lebih stabil pada saat terjadi perubahan suhu.



Dari beberapa kali merakit pesawat ini, saya mendapati range frekwensi yang dapat dijangkau pemancar ini tidak utuh mulai dari 88 s/d 108 Mhz. Dengan spesifikasi lilitan osilator seperti pada skema akan menghasilkan jangkauan 90an Mhz ke atas. Sehingga jika diinginkan frekwensi yang berada di kisaran FM bawah, koil osilator perlu ditambahkan 1 (satu) lilit lagi menjadi 4 lilitan.

Dipasaran tersedia 2 jenis koker kosong (tanpa lilitan) seperti ini.

Yang besar berdiameter 8 mm, dan yang kecil 5 mm. Pilihlah yang berukuran kecil untuk koil osilator dalam proyek ini. Sebenarnya ada 1 jenis lagi yang berdiameter 5 mm namun mempunyai landasan sebesar yang berdiameter 8 mm. Bila beruntung memperoleh koker jenis ini maka bisa langsung digunakan pada PCB SC-197. Namun bila tidak, koker kecil seperti gambar disamping ini pun bisa digunakan setelah pin-pin yang tidak terpakai dibuang / dicabut dengan tang buaya. Sisakan 2 pin yang berada diposisi berseberangan diagonal, sehingga nantinya bisa pas masuk ke lubang yang tersedia di PCB.


Cermati lubang pada PCB yang merupakan titik-titik sambungan bagi koker agar sesuai skema. Pada foto bagian osilator diatas terlihat bahwa titik-titik tersebut berada pada sisi yang terdekat dengan sablonan tulisan "PEMANCAR MINI FM 88 - 108 MHZ".

Dalam proyek ini hanya ada 2 jenis transistor yang digunakan, yaitu C9018 dan C930. Perhatikan letak kaki-kaki transistor tersebut pada gambar ini.



Pada saat mencarinya di toko komponen, jangan bingung dengan kode di depan yang mendahului kode-kode transistor tersebut. Anda mungkin akan menjumpai kode FCS9018 yang sama saja dengan 2SC9018. FCS di depannya menunjukkan pabrikan pembuatnya yaitu Fairchild Semiconductor perusahaan silikon yang berbasis di Amerika.

2SC menunjukkan transistor buatan Jepang, sebagaimana kebanyakan transistor yang beredar di pasaran Indonesia.

Setelah bagian osilator selesai dirakit, lakukan ujicoba dengan menghubungkannya pada power supply. Untuk pengujian ini bisa menggunakan 9V saja demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Kemudian hidupkan radio penerima FM pada sembarang frekwensi yang kosong. Cobalah memutar inti koker osilator menggunakan obeng kecil hingga sinyal terdengar pada radio penerima. Ciri nya suara desis akan hilang bila frekwensi yang dihasilkan osilator adalah sama dengan frekwensi pada radio penerima.

Bagian Buffer 1 dan 2

Setelah osilator dipastikan berfungsi dengan baik, maka pekerjaan bisa dilanjutkan dengan bagian buffer.

Mengerjakan bagian buffer dari SC-197 sangat menyenangkan, karena variasi komponen yang dipergunakan hanya 4 jenis, yaitu satu jenis transistor (Tr.2 s/d 7), satu jenis resistor bernilai sama (R5 s/d R10) , satu jenis trimmer (C8 dan C9), dan satu jenis koil yang berdimensi sama pula (L2 dan L3).


Ada masukan dari teman agar pada buffer 1, resistor sebesar 47k cukup digunakan 1 buah saja. Tips tersebut konon dapat meningkatkan performance pemancar ini.

Koil L2 dan L3 merupakan lilitan ber-inti udara, dibuat dari kawat berdiameter 0.7 / 0.75 mm dengan diameter lilitan 6 mm. Cara membuat koil secara umum bisa dipelajari pada tulisan Tips Membuat Koil yg akan diposting menyusul.

Mencari kapasitor trimmer terkadang menimbulkan kebingungan tersendiri. Apalagi pada saat kita membeli, penjaga toko nya tidak benar-benar mengenal produk yang dijualnya. Seringkali saya menunjuk sebuah trimmer di etalase kios komponen lalu menanyakan nilai kapasitansi nya dan memperoleh jawaban "tidak tahu". Atau yang lebih membingungkan lagi di toko tertentu saya mendapat penjelasan nilai sebuah trimmer sekian pF, lalu di toko yang lain saya dapati trimmer -yang saya yakin sama persis- dikatakan penjualnya dengan nilai yang berbeda. Dan kedua toko tadi sama-sama keukeuh dengan pendapatnya masing-masing. Bingung kan.

Sebenarnya masalah seperti ini mudah dipecahkan seandainya saja semua pabrikan trimmer dengan sukarela memberi cap nilai secara eksplisit pada badan trimmer (cat.: setahu saya hanya trimmer dari pabrikan Arco yang memberi cap nilai pada trimmernya).

Saya telah mencoba beberapa trimmer yang bisa dipakai untuk C8 dan C9. Trimmer-trimmer tersebut saya dokumentasikan dalam foto berikut ini.


A. Trimmer berkode warna hijau dengan dielektrika plastik berkaki 3, dari beberapa sumber menyatakan nilai kapasitansi nya 70 pF. Kalau tidak terpaksa, sebaiknya hindari trimmer ini. Jalur obeng untuk pengetrimannya / trimming terlalu kecil dan rapuh sehingga mempersulit pekerjaan trimming nanti nya.
B. Trimmer dengan dielektrika keramik berkaki 3, kapasitansi nya 100 pF. Dari pengalaman saya, trimmer ini merupakan yang terbaik diantara 4 trimmer pada gambar di atas. Pada saat pertamakali rotator nya diputar akan terasa berat (agak sulit diputar). Hal ini wajar. Justru jika pertamakali diputar terasa ringan, bisa jadi trimmer tersebut sudah bekas pakai.
C. Trimmer dengan dielektrika tidak diketahui- berkaki 2, menurut beberapa sumber nilai nya 70 pF.
D. Trimmer berbadan plastik oranye dengan dielektrika keramik berkaki 2, nilai kapasitansi nya 65 pF.

Yang manapun salah satu di antara trimmer di atas yang Anda pilih, gunakan lah secara identik untuk C8 dan C9 (maksudnya; bila Anda gunakan yang A untuk C8, maka C9 pun pakai yang A juga).


Tuning

Setelah selesai perakitan dan pemeriksaan seluruh sambungannya telah terhubung dengan baik, maka tahap selanjutnya adalah proses tuning untuk mendapatkan kinerja yang optimal dari pemancar tersebut. Dalam tahap ini kita membutuhkan obeng trim berupa obeng khusus terbuat dari bahan plastik (dipasaran biasanya berwarna hijau), sebuah SWR meter, dan Dummy Load.

Keluaran dari pemancar yang menuju antena dihubungkan dengan input SWR, kemudian output SWR di hubungkan pada Dummy Load. Jangan biasakan kelalaian ketika menghidupkan pemancar tanpa terhubung pada antena atau Dummy Load.

Kemudian setelah peralatan tersebut terangkai, hidupkan pemancar. Untuk modulasi FM kita tak perlu menyuntikan sinyal audio ketika melakukan proses tuning. Posisikan SWR pada posisi Power yang menandakan kita hendak mengukur power output dari pemancar.

Tentukan frekwensi yg dikehendaki dengan memutar inti ferit L1 secara perlahan. Gunakan radio penerima FM untuk memeriksa keberadaan frekwensi pemancar yang akan dituning.

Setelah frekwensi ditentukan, putar trimmer C8 hingga mendapatkan nilai terbesar dari Power / SWR meter. Lakukan hal yang sama pada trimmer C9. Kemudian ulangi lagi langkah ini dari C8 dilanjut ke C9 untuk beberapakali hingga dirasa hasil yang maksimal yg di dapat.

Kemudian pindahkan saklar SWR pada fungsi VSWR. putar trimmer C9 sampai didapatkan hasil SWR yg terendah.
kalo semuanya udah Ok,bisa di tambah boster ini supaya jarak pancar bisa jauh:
Selamat mencoba, semoga berhasil...........